Transplantasi SumSum
Tulang Untuk Penderita Leukemia
Pengobatan leukemia
berbeda-beda tergantung jenis dan stadiumnya. Pengobatan leukemia kronik tidak
seagresif leukemia akut. Untuk pengobatan leukemia kronik, obat yang diberikan
lebih sederhana dan dapat diberikan secara diminum. Tujuannya hanya untuk
mengendalikan pertumbuhan sel kanker. Leukemia kronis dalam perjalanan
penyakitnya dapat kambuh dan menjadi leukemia akut. Pada fase kambuh tersebut,
pengobatan dilakukan sesua dengan terapi leukemia akut.
Untuk pengobatan
leukemia akut, bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker sampai habis.
Pelaksanaanya secara bertahap dan terdiri dari beberapa siklus. Tahapannya
adalah induksi (Awal), konsolidasi dan pemeliharaan. Tahap induksi bertujuan
memusnahkan sel kanker secara progresif. Tahap konsolidasi untuk memberantas
sisa sel kanker agar tercapai sembuh sempurna. Tahap pemeliharaan berguna untuk
menjaga agar tidak kambuh. Terapi yang biasa dilakukan antara lain pemberian
kemoterapi, radioterapi dan juga transplantasi sumsum tulang.Untuk
pengobatan leukemia akut, bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker sampai
habis. Pelaksanaanya secara bertahap dan terdiri dari beberapa siklus.
Tahapannya adalah induksi (Awal), konsolidasi dan pemeliharaan. Tahap induksi
bertujuan memusnahkan sel kanker secara progresif. Tahap konsolidasi untuk
memberantas sisa sel kanker agar tercapai sembuh sempurna. Tahap pemeliharaan
berguna untuk menjaga agar tidak kambuh. Terapi yang biasa dilakukan antara
lain pemberian kemoterapi, radioterapi dan juga transplantasi sumsum tulang.
Sumsum tulang adalah
jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat
produksi sebagian besar sel darah baru. Ada dua jenis sumsum tulang: sumsum
merah (dikenal juga sebagai jaringan myeloid) dan sumsum kuning. Sel darah
merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan dari sumsum
merah. Sumsum kuning menghasilkan sel darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh
sel-sel lemak yang banyak dikandungnya. Kedua tipe sumsum tulang tersebut
mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah.
Transplantasi sumsum
tulang merupakan prosedur dimana sumsum tulang yang rusak digantikan dengan
sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh dosis
tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sumsum tulang
juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
Transplantasi sumsum tulang dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri yang
masih sehat. Hal ini disebut transplantasi sumsum tulang autologus.
Transplantasi sumsum tulang juga dapat diperoleh dari orang lain. Bila didapat
dari kembar identik, dinamakan transplantasi syngeneic. Sedangkan bila didapat
dari bukan kembar identik, misalnya dari saudara kandung, dinamakan
transplantasi allogenik. Sekarang ini, transplantasi sumsum tulang paling
sering dilakukan secara allogenik.
Kenapa transplantasi
sumsum tulang diperlukan dalam pengobatan Leukemia? Alasan utama
dilakukannya adalah agar pasien tersebut dapat diberikan pengobatan dengan
kemoterapi dosis tinggi dan atau terapi radiasi. untuk mengerti kenapa
transplantasi sumsum tulang diperlukan, perlu mengerti pula bagaimana kemoterapi
dan terapi radiasi bekerja. Kemoterapi dan terapi radiasi secara umum
mempengaruhi sel yang membelah diri secara cepat. Mereka digunakan karena sel
kanker membelah diri lebih cepat dibandingkan sel yang sehat. Namun, karena sel
sumsum tulang juga membelah diri cukup sering, pengobatan dengan dosis tinggi
dapat merusak sel-sel sumsum tulang tersebut. Tanpa sumsum tulang yang sehat,
pasien tidak dapat memproduksi sel-sel darah yang diperlukan. Sumsum tulang
sehat yang ditransplantasikan dapat mengembalikan kemampuan memproduksi sel-sel
darah yang pasien perlukan.
Efek samping
transplantasi sumsum tulang tetap ada, yaitu kemungkinan infeksi dan juga
kemungkinan perdarahan karena pengobatan kanker dosis tinggi. Hal ini dapat
ditanggulangi dengan pemberian antibiotik ataupun transfusi darah untuk
mencegah anemia. Apabila berhasil dilakukan transplantasi sumsum tulang,
kemungkinan pasien sembuh sebesar 70-80%, tapi masih memungkinkan untuk kambuh
lagi. Kalau tidak dilakukan transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan hanya
40-50%.